Didukung RSCM, RSUD Ulin Banjarmasin Siap Jadi Rumah Sakit Pengampu Stroke se-Kalsel

 

RSUD Ulin gelar Visitasi dan Advokasi Intervensi Stroke 

temanmedia.id, KALSEL - Komitmen RSUD Ulin Banjarmasin untuk menjadi pusat layanan unggulan stroke di Kalimantan Selatan semakin nyata. Rumah sakit milik Pemprov Kalsel ini menggelar Visitasi dan Advokasi Intervensi Stroke yang berlangsung di lantai 8 Gedung Tower RSUD Ulin Banjarmasin, Sabtu (27/9/2025). 


Kegiatan ini menjadi bagian penting dari rangkaian penguatan kapasitas tenaga medis usai suksesnya tindakan coiling perdana sehari sebelumnya.


Dalam keterangannya, Plt Direktur RSUD Ulin Banjarmasin, Diauddin, menyampaikan apresiasi tinggi kepada tim dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta yang turut hadir dan menjadi narasumber dalam kegiatan ini.


“Kami merasa bersyukur dan berterima kasih kepada tim dari RSCM yang telah datang jauh-jauh untuk berbagi ilmu dan pengalaman. Ini bukan hanya ilmu bagi kami, tapi manfaat besar bagi masyarakat Kalimantan Selatan,” ujar Diauddin.


Diauddin menegaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari persiapan RSUD Ulin sebagai Rumah Sakit Pengampu Stroke untuk 13 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan. 


Ia menambahkan bahwa workshop ini akan menjadi model yang direplikasi ke rumah sakit kabupaten sesuai dengan kapasitas dan kompetensi masing-masing.


“Tindakan coiling kemarin dan workshop hari ini membuktikan kesiapan tim kami. Ke depan, kami akan membawa pengetahuan ini ke rumah sakit kabupaten agar pelayanan stroke bisa semakin merata,” imbuhnya.


Oleh karena itu, melalui Visitasi dan workshop ini menjadi langkah strategis RSUD Ulin dalam memperkuat layanan stroke yang komprehensif, dari IGD hingga intervensi lanjutan. Dengan dukungan Kementerian Kesehatan RI dan rumah sakit pusat seperti RSCM, RSUD Ulin bersiap menjadi rumah sakit rujukan utama stroke di Kalimantan.


“Kami tidak hanya ingin jadi pusat layanan stroke, tapi juga jadi pusat pembelajaran dan pendampingan bagi rumah sakit di kabupaten/kota,” ungkapnya.


Sementata itu, Workshop diisi oleh narasumber dari RSCM Jakarta, dr. Mohammad Kurniawan, yang memberikan materi komprehensif mengenai tata laksana stroke akut. Mulai dari penanganan iskemik hingga perdarahan otak, termasuk tindakan probolisis, trombektomi, coiling, dan clipping.


“Penanganan stroke tidak bisa menunggu. Probolisis idealnya dilakukan dalam waktu kurang dari 4,5 jam sejak gejala muncul, sedangkan trombektomi harus dilakukan dalam 8 jam,” jelas dr. Kurniawan.


Ia juga mengingatkan pentingnya edukasi kepada masyarakat untuk mengenali gejala stroke, seperti senyum tidak simetris, kesulitan bicara, tubuh tiba-tiba lemas di satu sisi, hingga kehilangan kesadaran.


“Jika ada tanda-tanda tersebut, segera ke rumah sakit. Di RSUD Ulin, sudah ada tenaga ahli dan fasilitas untuk menangani stroke akut. Semakin cepat ditangani, semakin tinggi peluang pasien pulih tanpa cacat permanen, bahkan bisa terselamatkan dari kematian,” tegasnya.


dr. Kurniawan juga melaporkan hasil dari tindakan coiling perdana yang dilakukan sehari sebelumnya bersama tim RSUD Ulin. Pasien dengan aneurisma otak berhasil ditangani dengan sukses, dan pembuluh darah yang berisiko pecah telah ditutup dengan aman.


“Tindakan berjalan lancar. Aneurismanya berhasil kita tutup. Ini sangat penting untuk mencegah risiko pecahnya pembuluh darah di kemudian hari,” katanya. (MC Kalsel)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama